Pekalongan,MPP – Siapa yang tidak mengenal Jenderal Hoegeng, selama hidupnya beliau di teladani dan di kenal sebagai Polisi yang jujur, sederhana serta menjadi legenda panutan di jajaran Kepolisian Republik Indonesia
Pekalongan adalah tempat kelahiran Jenderal Hoegeng 14 Oktober 1921,dan sekarang akan di bangun Monumen Hoegeng di wilayah Pekalongan Kota, Jawa Tengah tepatnya di Jalan Perintis Kemerdekaan bertempat di Stadion Hoegeng.
Turut hadir dalam kegiatan tersebut Kapolda Jawa Tengah Irjen Pol. Drs Ahmad Luthfi, S.H., S, St., M.k. , Irwasda, Kapolres Kota Pekalongan AKBP.A.Recky R.,S.I.K.,M.H., Walikota Pekalongan, Kapolres Ekswil Pekalongan, Dandim 0710,Ketua FKUB, Forkopimda, Kepala Pengadilan, Tokoh Ulama, Ketua KONI, Kepala Dinas LH,Dinas Parpora ,Camat dan Lurah,Selasa (26-9-2023).
Walikota Pekalongan H.A.Afzan Arslan Djunaid,SE mengatakan, “Alhamdulillah ini merupakan suatu kebanggaan, suatu rejeki, suatu anugrah saya mewakili pemerintah kota Pekalongan mengucapkan terima kasih kepada jajaran Polda Jawa Tengah yang sudah menginisiasi pembangunan monumen Hoegeng”, ujarnya.
” Besar harapan kita untuk monumen Hoegeng ini menjadikan ikon baru di kota Pekalongan apalagi di jajaran Kepolisian karena kalau kita menyebut nama Hoegeng Imam Santoso ini pasti sudah tidak asing karena sudah menjadi teladan yang sampai mungkin abadi di Kepolisian, bahkan sudah beberapa tahun ini sudah dinobatkan menjadi Hoegeng Awards “, ucapnya.
Dalam sambutannya Kapolda Jawa Tengah menjelaskan, “Yang saya hormati Pak Walikota Pekalongan,berikut Forkominda dan Pak Dandim, yang mewakili Kajari kemudian perwakilan dari Forkopimda yang lainnya, Kepala Dinas,Pak Camat,Bu Camat, Bu Lurah dan Pak Lurah.Kemudian para Tokoh Agama, Pak Ustad,para Habib, budayawan yang tidak bisa kami sebut satu persatu”, tuturnya.
“Para tokoh pemuka pemuda,Ketua FKUB, masyarakat Pekalongan,Pak Irwasda dan Pejabat Utama Polda Jawa Tengah,kemudian Kapolres jajaran exwil Pekalongan,hari ini merupakan titik balik kegiatan kita pembangunan Monumen Pak Hoegeng” , terangnya.
Jadi Hoegeng ini tidak hanya milik Polri,saya ulangi sudah tidak hanya lagi milik Polri. Tetapi sudah menjadi milik masyarakat kita bersama. Saya mempunyai gagasan dan ini merupakan suatu kulminasi penghargaan kita kepada Kepolisian Negara Republik Indonesia,Beliau adalah Pak Kapolri yang kelima. Jadi kalau ingat Pekalongan tidak hanya ingat batik tetapi ingat Pak Hoegeng, dan ini sudah berproses lama artinya kita sudah konsultasi dengan sejarawan dengan keluarga, dengan Pak Kapolri dan lain sebagainya. Dan tepat manakala ini kita jadikan momentum untuk kegiatan kita.
Yang pertama untuk kita yang dinas ini merupakan inspirasi, bahwa Pak Hoegeng adalah Polisi yang jujur. Yang berani yang sangat sederhana yang mempunyai integritas di atas segala galanya.
Kita mendambakan ini muncul Hoegeng-hoegeng yang lain di wilayah kita. Dan ini merupakan suatu momentum yang tidak harus kita lepaskan.
Kemudian yang kedua,saya ucapkan terima kasih kepada Pak Walikota kota berikut jajarannya bahwa kita telah diizinkan untuk sekedar membuat suatu Monumen yang ingin menjadi tetenger (tanda) bagi Polri dan masyarakat. Apalagi nanti sampai Pak Hoegeng kita menjadi Pahlawan Nasional itu harapan kita.
Kemudian yang ketiga,di saat pembangunan ini kiranya nanti khususnya dari Institusi Polri akan menjadi 1 (Satu) legenda, dulu pada saat kita pendidikan kalau namanya kegiatan-kegiatan kepada para Purnawirawan, kemudian para pengembang fungsi Kepolisian zaman dulu tidak pernah berangkat ke Pekalongan. Minimal mereka akan dolan (berkunjung), di sana ada Pak Hoegeng.Sehingga mereka akan terpatri di dada masing masing saat mereka pendidikan mau menjadi anggota Polisi bahwa disini dulu sebelum dia pendidikan, sehingga mindset mereka akan muncul bahwa aku akan menjadi polisi yang jujur yang sederhana,berintegritas dan berani.
“Jadi kalau hanya Monumen yang biasa-biasa saja enggak kan dilihat kalau, Monumen ini tempatnya bukan di Pekalongan enggak akan dilihat,sehingga saya ingin dan terima kasih sekali,mohon doa restu kepada para tokoh untuk khususnya untuk wilayah Pekalongan. Kiranya kami diizinkan doa restu semoga pembangunan ini berjalan lancar”.
“Dengan mengucap Bismillahirrahmanirrahim peletakkan batu pertama monumen Hoegeng akan kita mulai”, imbuhnya.
Kapolda memohon doa restu, “Bahwa terhitung hari ini akan di bangun Monumen Hoegeng di wilayah Pekalongan,tentunya Monumen ini bisa di kenang tidak hanya untuk Kepolisian Republik Indonesia tetapi masyarakat pada umumnya.
Karena Pak Jenderal Hoegeng ini bagi kami yang masih dinas, ini adalah Polisi yang idealis, jujur,sederhana sekali dan beliau mempunyai integritas,yang ini patut di contoh bukan hanya dari Kepolisian tapi bagi para pejabat dan masyarakat lainnya”, tuturnya.
“Sehingga ke depan ini merupakan marwah Kota Pekalongan yang merupakan ikon tidak hanya di wilayah Pekalongan tetapi secara Nasional,tentunya saya berharap memohon doa restu kepada masyarakat Pekalongan pembangunan Monumen Hoegeng berjalan lancar, di samping kalau orang ingat Kota Pekalongan ingat Kota batik, kalau ingat Kota Pekalongan ingat Pak Hoegeng, kalau ingat Pak Hoegeng ingat Polisi yang jujur, yang sederhana, yang berani ,yang integritas dan ini merupakan tonggak sejarah yang patut kita lakukan apresiasi bersama”, harapnya.
AD1