MEDIA PURNA POLRI,TANGERANG- Sabtu, 21 Juli 2018 menjadi hari bersejarah lahirnya Forum Rote Jabodetabek di Sasando boxing camp jalan Dr Sitanala Neglasari Pintu Air Tangerang.
Sebuah forum yang lahir karena kecintaan Putra-Putri Rote perantauan yang tersebar di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi dan wilayah sekitarnya akan Pulau terselatan di Bangsa ini.
Kabupaten Rote Ndao merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten Kupang sejak tahun 2002. Jumlah Kecamatan pada saat terbentuk adalah 6 Kecamatan.
Pada tahun 2016, wilayah administrasi Pemerintahan Kabupaten Rote Ndao terbagi atas 10 wilayah Kecamatan yang berisikan 82 Desa serta 7 Kelurahan.
Rote Ndao merupakan salah satu Kabupaten Kepulauan di Indonesia. Terdapat 96 Pulau di Kabupaten Rote Ndao dimana 7 diantaranya Pulau berpenghuni sedangkan 89 Pulau lainnya tidak berpenghuni. Total luas wilayah daratan Kabupaten Rote Ndao sebesar 1.280,10 km2 . Secara astronomis, Kabupaten Rote Ndao berada antara 10º25’ sampai 11º00’ Lintang Selatan dan antara 121º49’ sampai 123º26’ Bujur Timur. Dengan kata lain Rote Ndao merupakan Kabupaten terselatan dari gugusan Pulau di Nusantara.
Jumlah penduduk Kabupaten Rote Ndao berdasarkan hasil proyeksi pada tahun 2016 mencapai 153.792 orang. Jumlah ini meningkat 4,07 persen dari jumlah penduduk hasil proyeksi pada tahun 2015. Dengan luas wilayah daratan Kabupaten Rote Ndao sebesar 1.280,10 km² , maka setiap km² di Kabupaten Rote Ndao ditempati oleh 120 orang penduduk.
Mengingat populasi Putra-Putri Rote perantauan di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi dan wilayah sekitarnya yang cukup banyak, maka Nus Meo, selaku penggagas yang menginisiasi berdirinya Forum Rote Jabodetabek ini terpanggil untuk mempersatukan generasi yang memiliki berbagai latar belakang dari keturunan Suku Rote melalui forum ini,Jelas Nus Meo.
Berdasarkan Kamus Wikipedia, Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah merupakan satu Negara yang sangat unik di dunia ini. Negara Indonesia berdasarkan catatan tahun 2004 lalu terdiri dari 17.504 pulau, 7.870 pulau diantaranya sudah memiliki nama dan sebanyak 9.634 belum memiliki nama.
Negara ini juga memiliki banyak Suku, Bahasa dan Budaya yang berbeda-beda. Indonesia memiliki 1.128 Suku Bangsa, memiliki 583 Bahasa dan dialek dari 67 Bahasa induk yang digunakan berbagai Suku Bangsa di Indonesia dan merupakan Negara yang memilki keanekaragaman budaya yang sangat hebat.
Dan pada saat deklarasi forum ini, Nus Meo berkata bahwa, “Meskipun Indonesia memiliki keanekaragaman baik dari segi Suku, Budaya dan Bahasa, tetapi Negara ini dapat diikat oleh semboyan resmi Negara Indonesia yakni “Bhineka Tunggal Ika,” yang artinya Meskipun berbeda-beda tetapi tetap satu. Istilah ini dikenal dunia sebagai “Unity in Diversity.”
Sebagaimana yang ditegaskan didalam Sila ke 3 dari Pancasila bahwa sekalipun beragam tetapi tetap satu, yakni Persatuan Indonesia”.
Nus Meo melanjutkan, “Sebagai seorang warga Negara yang baik, masing-masing kita mengaku sebagai orang Indonesia, kita satu meskipun kita memiliki “keanekaragaman,” Budaya, Bahasa dan Suku. Kita diikat oleh Negara Kesatuan Republik Indonesia.”
Dengan mengusung tema : Persatuan Rote Se Jabodetabek, Nus Meo dengan semangat yang berkobar-kobar berkata, “Kesatuan itu tidak selalu harus seragam. Kesatuan tidak berarti Keseragaman. Yang dimaksudkan adalah kesatuan dalam keanekaragaman, “Unity in Diversity.” Kita tidak perlu mengorbankan “keanekaragaman,” hanya untuk menggapai apa yang disebut dengan “kesatuan,” sebab kesatuan tidaklah sama dengan keseragaman,Harap nya.
Harapan besar dari salah satu Tokoh Muda NTT ini adalah agar Putra-Putri Rote di perantauan bersatu, meskipun memiliki keanekaragaman dalam profesi, pekerjaan dan berbagai aspek kehidupan di tanah rantau ini.
Pada malam deklarasi Forum Rote Jabodetabek, sebuah momen penuh makna dan menyentuh nurani terjadi sebab malam itu terjadi rekonsiliasi dan perdamaian antara semua Putra-Putri Rote diperantauan dan menjadi pesan perdamaian bagi seluruh masyarakat yang ada di Pulau Rote.
Nus Meo dengan lantang meminta perwakilan dari Raja-raja di Rote untuk maju kedepan, membuat lingkaran dan bergandengan tangan, seraya berkomitmen untuk menjadi satu dan diteguhkan oleh doa bersama. “Bersatu kita teguh, Bercerai kita runtuh”.
Rekonsiliasi dan perdamaian ini terjadi mengingat sejarah kelam di masa lalu ketika penjajah Negeri ini mengadu domba 19 raja di Pulau Rote saat itu dan pecahlah perang antar kaum keluarga, sanak dan famili di tanah Rote yang tadinya penuh dengan kedamaian dan ketenangan.
Pada akhir dari orasi singkat yang membakar semangat dan penuh motivasi malam itu, Nus Meo bertanya, “Mengapa kita harus bersatu?” Jawabannya adalah agar kita bisa menjadi dampak besar bagi perubahan masyarakat di Pulau Rote, Provinsi NTT bahkan bagi Bangsa ini.
Sebab dengan hidup dalam persaudaraan yang rukun maka semua cita-cita besar untuk membangun Masyarakat kabupaten Rote Ndao dalam tatanan hidup keluarga, keagamaan, pendidikan, pemerintahan, seni budaya dan peningkatan ekonomi masyarakat dapat terwujud dan terciptalah kesahteraan bagi masyarakat,Harap Nus dengan semangat.
Hal senada juga disampaikan oleh Whempy Henukh, selaku tuan rumah dari pelaksanaan malam deklarasi forum ini.
Dalam kata sambutannya, pria berkharisma yang dikenal ramah dan santun ini, berujar “Saya sangat mengapresiasi terbentuknya forum Rote Jabodetabek ini, sebab sudah terlalu lama kita merindukan hadirnya sebuah forum komunikasi antar sesama keturunan Rote di perantauan ini.
Dan hari ini, terpuaskan sudah dengan lahirnya forum yang luar biasa ini. Harapannya, agar dengan hadirnya forum ini maka lahir pula ide dan gagasan-gagasan besar, bahkan lahir pula orang-orang Rote yang memiliki peran besar bagi kemajuan masyarakat Rote. Selamat untuk forum Rote Jabodetabek dan tak lupa Saya ucapkan terima kasih kepada saudara Saya, Bung Nus Meo yang telah menginisiasi lahirnya forum ini”,kata Henukh.
Hadir pula Tokoh-Tokoh Pemuda Rote dari Jabodetabek dan sekitarnya, sebut saja : Donny Nalukh, Norman Mbula, Maksi Lian, Alfares Kapitan, Shemy Fanggi Tasik, Dance Pellondou, Viko Amalo, Ishak Lola, Yustinus Amalo, Elthon Bola, Yoppy Doroh, Jibrael Nalle, Yermias Fanggi, Boy Abraham dan sederet nama lain yang ikut hadir dan memberikan dukungan penuh bagi perkembangan dan kemajuan forum ini sebagaimana terlihat didalam kata sambutan yang disampaikan oleh para Tokoh Muda ini.
Pada malam yang penuh dengan keakrapan dan nuansa Budaya Rote itu, telah terpilih juga kordinator-koordinator wilayah untuk mendata dan memetakan penyebaran keturunan Rote di Jabodetabek dan sekitarnya : Miko Nalle (Kota Tangerang), Ishak Lola (Kabupaten Tangerang), Joni Foes (Tangerang Selatan), Maksi Lian (Jakarta Utara), Alfares Kapitan (Jakarta Barat), Boy Abraham (Jakarta Selatan), Billy Nitti (Jakarta Pusat), Ady Dethan (Jakarta Timur), Yoppy Doroh (Kota Bogor), Elthon Bola (Kabupaten Bogor – Depok), Ricky Falukas (Bekasi).
Di penghujung acara, Joni Foes selaku pembawa acara mengucapkan terima kasih kepada kurang lebih 150 orang Putra-Putri Rote yang hadir pada malam deklarasi forum Rote Jabodetabek sekaligus menyampaikan pengumuman untuk pertemuan lanjutan pada pertengahan bulan Agustus 2018 mendatang.
Salam persatuan forum Rote se Jabodetabek,Tutup Joni Foes. (Yustaf Siki /Team)