Media Purna Polri, Jakarta – Setelah mendapatkan surat rekomendasi dari dari Mahkamah Konstitusi, Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Nusa Tenggara Timur (NTT), Maryanti Luturmas Adoe langsung mengadakan rapat pleno yang berlangsung di Swiss Belinn Kristal Kupang, Selasa (24/7/2018) malam.

Menurut Maryanti, dalam surat rekomendasi MK kepada KPU RI, tidak ada gugatan sengketa pada pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur NTT tahun 2018, sehingga pihaknya langsung melakukan penetapan gubernur dan wakil gubernur terpilih malam ini. “Karena waktu yang diberikan untuk tingkat provinsi hanya satu hari, sehingga kami langsung melakukan rapat pleno terbuka,” ucap Maryanti.

Maryanti menyebut, rapat pleno terbuka penetapan gubernur dan wakil gubernur terpilih malam ini adalah rapat pleno terakhir yang diselenggarakan KPU NTT untuk tahapan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur. Karena itu, lanjut Maryanti, untuk pelantikan gubernur terpilih bukan lagi kewenangan KPU, melainkan pemerintah. Dan pada kesempatan yang sama Maryanti menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dan ikut menjaga ketertiban umum dan mengawal semua proses pemilihan gubernur dan wakil gubernur NTT sehingga berjalan dengan damai dan aman.

Pemilihan gubernur dan wakil gubernur NTT yang digelar pada 27 Juni 2018 dimenangkan pasangan Viktor Bungtilu Laiskodat-Josef Nae Soi (Victory-Joss). Pasangan ini diusung Partai Nasdem, Golkar, Hanura, dan PPP.

Mewakili Forum Rote Jabodetabek, Nus Meo yang dihubungi melalui telepon selular (Jakarta, 25/07/2018) mengucapkan, “Selamat kepada Bapak Viktor Bungtilu Laiskodat – Bapak Josef Nae Soi, yang terpilih dan ditetapkan sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur NTT periode 2018-2023. Saatnya NTT Bangkit menuju Kesejahteraan”

Forum Rote Jabodetabek siap untuk bekerja bersama Gubernur dan Wakil Gubernur terpilih, serta ada di garda terdepan untuk mengawal semua janji kampanye serta kebijakan yang di ambil ketika Bapak Viktor Bungtilu Laiskodat – Bapak Josef Nae Soi menjalankan amanah masyarakat NTT kelak setelah dilantik.

Pasangan dengan nomor urut 4 pada putaran Pilgub NTT waktu lalu ini, berkomitmen mengubah stigma buruk wilayah NTT. Viktor menjelaskan NTT dikenal dengan wilayah peringkat tiga terbawah dalam tingkat kemiskinan. Pendapatan per kapita NTT pun terendah di seluruh Indonesia. Sehingga dalam pemaparan visi misi dalam debat perdana Pilgub NTT, Kamis, 05 April 2018, dengan sangat tegas Viktor Bungtilu Laiskodat berkata, “Kami hadir sebagai jawaban atas doa dan harapan masyarakat NTT yang menderita”

Ada banyak janji kampanye yang disampaikan diantaranya; berjanji membangun potensi sumber daya alam NTT yang begitu indah dan kaya melalui pariwisata, perikanan, kelautan, pertanian lahan kering, dan peternakan yang merupakan penggerak utama pembangunan ekonomi NTT.
Keduanya juga bakal membangun infrastruktur, terutama jalan provinsi yang kerusakannya mencapai 59 persen, menyediakan air bersih, listrik rumah tangga maupun industri, serta garam industri yang menunjang pertumbuhan dan pembangunan masyarakat NTT seutuhnya.

Viktor Laiskodat yang didampingi calon Wakilnya Jose Nae Soi pada masa kampanye, juga mengatakan akan melahirkan sebuah budaya pemerintahan yang baru yakni lewat pendekatan yang lebih mengedapankan persaudaraan ketimbang pendekatan yang formal semata.
Selain itu, Viktor Laiskodat juga berjanji akan membangun pemerintahan yang bersih dan jauh dari praktek korupsi. Membangun NTT membutuhkan orang yang jujur dan tidak rakus sehingga impian masyarakat untuk hidup layak lewat berbagai pembangunan bisa tercapai. Banyak orang pintar di NTT kata Viktor, tapi karena tidak mampu menahan diri dari godaan untuk memperkaya diri dengan cara-cara yang tidak terhormat dan elegan.
“Kalo rakus dan mata tatutup maka maka jalan tabrak masuk jurang. Kenapa kita tetap menderita karena hati pemimpinnya tertutup. Banyak orang pintar di daerah ini tapi tidak mampu menahan diri dari godaan materi. Jika Tuhan berkenan dan masyarakat NTT memberi kepercayaan maka di jaman saya ketika lihat bupati yang pakai jam tangan mahal, saya akan copot dan jual untuk masyarakat. Kenapa begitu karna kita masih susah. Karena rakyat masih susah. Bulan-bulan begini, sudah tidak ada makanan lagi,” kata Viktor kala itu.
Dia juga berjanji akan membangun petani yang hebat yang tidak kesultan benih yang baik serta di dukung oleh pupuk yang memadai. Dengan demikian maka para petani bisa memproduksi hasil pertaninan yang cukup dan bisa dijual. Dengan demikian para petani bisa meyisihkan sebagian penghasilnnya untuk dijadikan tabungan hari tua. Ia juga berjanji akan membangun teknologi informasi hingga ke desa-desa. Dengan demikian masyarakat bisa mengakses informasi secara luas.
“Pemerintah harus hadir sebagai ibu disaat rakyat tertimpa kelaparan dan bencana, itulah arti dari cinta pada rakyat yang sesungguhnya,” pungkas Viktor Bungtilu Laiskodat, Gubernur terpilih yang pada saat itu menyampaikan janji kampanyenya dengan penuh semangat.

Berbeda dengan penetapan Gubernur dan Wakil Gubernur NTT, Mahkamah Konstitusi sebagai lembaga Negara pengawal konstitusi justru mempublikasikan jadwal sidang pada halaman website resminya. Dan berdasarkan jadwal sidang yang dipublikasikan tersebut terdapat 5 kabupaten di provinsi NTT yang diterima gugatannya dan siap mengikuti sidang penyelesaian perselisihan hasil pemilihan Bupati yakni Kabupaten Rote Ndao, Kabupaten Manggarai Timur, Kabupaten Timor Tengah Selatan, Kabupaten Sumba Barat Daya.

Menanggapi hal ini, Nus Meo selaku penggagas lahirnya Forum Rote Jabodetabek berkata, “Forum Rote Jabodetabek ini dibentuk sebagai sebuah wadah yang independen dan tidak berafiliasi dengan partai politik apapun sehingga menyatakan netral dan tidak memihak salah satu paslon yang bersengketa dalam Pemilihan Bupati di 5 kabupaten tersebut dan secara khusus untuk Kabupaten Rote Ndao. Hal ini didasari oleh fungsi dan peran Forum Rote Jabodetabek sebagai organisasi independen yang berperan sebagai fungsi kontrol terhadap kebijakan publik”.

Di akhir komunikasi dengan wartawan, Nus Meo berharap, “Sebagai putra-putri Nusa Tenggara Timur, kita tidak boleh terpecah hanya karena berbeda didalam pilihan dan hak politik. Karena demokrasi itu adalah dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Dan demokrasi harus menghasilkan pilihan terbaik agar tujuan kesejahteraan NTT bisa dicapai. Dan soal sidang penyelesaian perselisahan hasil pemilihan dibeberapa Kabupaten yang ada di NTT, saya berharap kita mempercayakan sepenuhnya proses ini kepada Mahkamah Konstitusi sebagai lembaga Negara yang memiliki kewenangan penuh untuk memutus perkara sengketa Pilkada ini. Dan pasangan manapun yang menang dalam proses ini, atas nama pribadi dan Forum Rote Jabodetabek mendukung sepenuhnya agar pembangunan, kesejahteraan dan kemajuan Nusa Tenggara Timur yang kita cita-citakan dapat segera terwujud”.

Tokoh Pemuda NTT yang berada di Ibukota ini, meyakini bahwa Tuhan Yang Maha Esa pasti berpihak kepada orang-orang yang takut akan Dia, dan kebenaran serta keadilan-Nya menyertai orang-orang pilihan-Nya yang sedang berjuang dalam proses penyelesaian sengketa pilkada ini, dan juga Nus Meo mendoakan agar Gubernur dan Wakil Gubernur NTT periode 2018-2023 diberkati dan senantiasa disertai oleh Tuhan Yang Maha Esa dalam segenap tugas dan tanggungjawabnya dalam melayani Masyarakat NTT.(team)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silahkan tulis komen anda!
Masukkan nama anda disini