MEDIA PURNA POLRI , JAKARTA – Wuamesu Indonesia cup II yang di selenggarakan oleh komunitas asal Ende -Lio yang tergabung dalam Wuamesu di lapangan sepak bola tugu jalan raya logistik rw 04 kelurahan tugu selatan Kecamatan Koja Jakarta Utara Sabtu 14-7-2019 antra team Ende vs Team Malaka berakhir ricuh antar pemain.
Ketika di konfirmasi awak media via whatsapp Nus Meo mengatakan :Bicara sepakbola, olahraga ini memang bukan olahraga yang menghasilkan banyak prestasi dan mengharumkan nama Indonesia di dunia olahraga internasional.
Olahraga ini memang masih kalah dari bulutangkis, catur, dan angkat besi yang sudah berpengalaman dalam memberikan gelar bagi bangsa.
Akan tetapi, luar biasanya masyarakat kita tetap mencintai sepakbola,tegas nya.
Lanjut Nus, sepakbola memang selalu menjadi magnet bagi negeri berpenduduk 240 juta jiwa ini. Sayangnya, prestasi yang dicapai belum sesuai harapan, bahkan di tingkat regional sekalipun,ungkap Putra asal NTT ini.
Nus, melanjutkan bahwa, Sebuah harapan besar muncul ketika Turnamen Wuamesu dikalangan Putra-Putri NTT digulirkan di Jakarta pada tahun 2018 ini.
Harapannya adalah terbentuk mental pemenang, lahir atlet berprestasi dan terbina persaudaraan dan kesatuan dikalangan Putra Putri NTT di perantauan lewat turnamen ini,harap aktifis pemuda NTT Jakarta ini.
Persaudaraan dan kesatuan adalah potensi yang sangat memungkinkan untuk dijadikan energi positif dalam menghadapi berbagai persoalan bangsa, terutama banyaknya konflik vertikal maupun horisontal yang bermunculan di seantero nusantara belakangan.
Menanggapi insiden kecil yang terjadi saat perhelatan Turnamen Wuamesu yang mengakibatkan adanya korban luka-luka, akibat adanya saling pukul antara pemain dari Tim Ende dan Tim Malaka, *Nus Meo* yang adalah salah satu aktifis pemuda NTT di Jakarta mengatakan :
_” Gesekan antar sesama anak NTT seperti ini haruslah dihindari … Karena tujuan dari turnamen ini adalah menjalin keakraban dan persatuan diantara sesama putra-putri NTT di perantauan._
_Kalau turnamen ini teridentifikasi dapat memecah persaudaraan sesama anak NTT perantauan atau hanya meninggikan ego masing-masing, mendingan di evaluasi kembali._
_Karena tujuan dari diadakannya turnamen ini untuk mempererat dan menyatukan kita dari berbagai suku di perantauan._
_Sportifitas dan kekeluargaan harus menjadi landasan kita berkompetisi seperti ini,tegasnya.
*Nus Meo* menambahkan, _”Apabila evaluasi tidak di indahkan maka ditiadakan saja turnamen seperti ini, atau kepada pihak-pihak atau tim yang tidak taat pada aturan di diskualifikasi saja, karena hampir setiap kali diadakan turnamen seperti ini selalu saja ada kericuhan”,tegas Nus.
Nus Meo,berharap agar kedepan nya panitia tidak hanya fokus kepada guliran pertandingan di turnamen seperti ini, tetapi juga memprioritaskan keamanan dan keselamatan pemain maupun suporter, harap nya.
Di hubungi terpisah oleh awak Media, Hal senada juga di sampaikan oleh perwakilan dari Forum Pemuda NTT Jakarta, jadi, sepakbola itu pemersatu atau malah jadi pemisah? Semua bergantung kepada anda bagaimana menyikapi hal tersebut,harap Edison Rihi Mone. (Yustaf Siki/Team)