KOTABARU,MP Polri – Dunia hukum di Kotabaru pernah diwarnai perjuangan seorang M. Hafidz Halim, S.H., seorang pengacara yang pernah menjadi ujung tombak hukum di wilayah tersebut. Di masa kejayaannya, Hafidz membentuk tim pengacara yang solid. Namun, perjalanan waktu membawa Hafidz pada kenyataan pahit: rekan-rekannya tidak lagi berada di sisinya.
Dalam kenangan tim Grup Hukum BASA cabang Kotabaru, Hafidz menceritakan kisah bangkitnya. Titik balik hidupnya dimulai ketika ia mendapat dukungan dari Badrul Ain Sanusi Al-Afif, S.H., M.H., tokoh Banua Kalsel dan Ketua LBH Lekem, yang menjadi mentor sekaligus penyemangatnya saat ia berada di titik terendah dan baru bebas dari jerat kriminalisasi.
M. Hafidz Halim, S.H. di Gedung DPR-RI menghadiri acara Pelantikan Dr. Bob Hasan, S.H., M.H. menjadi Anggota DPR-RI dan Dr. Khobiburrahman, S.H., M.H. (Ketua Dewan Kehormatan HAPI)
Dukungan juga datang dari Dr. Bob Hasan, S.H., M.H., yang kala itu seorang pengacara ternama sebelum menjadi Anggota Komisi Hukum dan Ketua Badan Legislasi DPR-RI. Pertemuan mereka di Kantor Bob Hasan & Partner di Jakarta menjadi momen penting bagi Hafidz untuk kembali berkiprah. Bob Hasan bahkan mengajaknya bergabung dengan Himpunan Advokat Pengacara Indonesia (HAPI) sebagai bentuk kepercayaan atas kemampuan dan integritasnya di bidang hukum.
Awalnya, sang istri menolak suaminya kembali ke dunia hukum, terutama karena ia takut Hafidz Halim kembali membantu pihak lemah yang sering kali berujung pada pengorbanan diri. Namun, dengan penuh kepedulian, ia berhasil meyakinkannya.
Salah satu kasus yang mempertegas kepedulian Hafidz Halim adalah saat ia membantu seorang polisi berinisial FM. Ketika dirinya satu penjara, FM meminta bantuannya untuk menyusun Memori Kasasi melawan kriminalisasi yang menjeratnya. Setelah Hafidz Halim bebas, ia merekomendasikan Rahmat Silawijaya, S.H., rekan lamanya, sebagai pengacara FM dan membantu menyusun konsep memori kasasi dari luar. Perjuangan ini membuahkan hasil: vonis FM yang semula 8 tahun penjara di Pengadilan Negeri Kotabaru dan Pengadilan Tingkat Tinggi Banjarmasin berhasil dipotong menjadi 2 tahun.
Momen ini menjadi pendorong bagi Hafidz Halim untuk kembali menekuni dunia hukum. Ia kemudian memutuskan membawa keluarganya ke Jakarta dan bertemu langsung dengan Dr. Bob Hasan. Dalam pertemuan itu, Bob Hasan memberikan nasihat yang menyentuh hati: “Ada aura yang berbeda setelah kamu datang ke kantorku, Hafidz. Kamu harus bangkit. Suatu waktu kamu akan tahu bahwa orang besar harus melalui tempaan yang keras terlebih dahulu.” ujarnya menirukan ucapan Dr. Bob Hasan. Rabu (13/11).
Kata-kata ini memperkuat prinsip hidupnya dan mendorongnya untuk terus maju. Sejak itu, ia berkomitmen tetap berada di garis depan Tim Hukum BASA, bahkan setelah pengambilan sumpahnya.
“Jangan pernah melupakan anak tangga, sebab anak tangga adalah simbol bagi orang-orang yang pernah membantu kita untuk bangkit, mencapai kesuksesan, dan tetap teguh dalam menghadapi berbagai ujian.” pungkasnya.
Red