Ciamis, MP.POLRI – Ditinggal oleh keluarga tercinta tentunya menimbulkan kesedihan yang mendalam dan tak mudah untuk melupakannya,apalagi bila penyebab kematiannya dikarenakan kelalaian maupun oleh penyebab lain yang tak terduga dan terbayangkan sebelumnya. Terlebih lagi bila meninggalkan anak usia balita yang masih butuh belaian kasih sayang seorang ibu.
Demikian halnya yang terjadi dengan Ad, salah seorang warga Dusun Desa, Desa Baregbeg Kecamatan Baregbeg Kabupaten Ciamis Jawa Barat. Takdir telah memisahkan Ad sekeluarga dengan istri tercintanya YR (45) yang meninggalkan 3 orang anak dimana anak ketiga baru berusia 5 tahun.
Kronologinya adalah pada tanggal 2/8/2024 yang lalu, YR istri Ad mengeluh tidak enak badan, maka diantarlah oleh Ad berobat ke sebuah klinik swasta (AM) dan ditangani langsung oleh dr (IL) selaku pemilik klinik tersebut. “Pada saat itu YR oleh dokter diberi obat dengan rekomendasi dikonsumsi 3×1 tablet perhari. Namun baru memakan obat 1 tablet YR merasakan gejala pusing, jantung berdebar,sesak nafas,gelisah,serta timbul bintik bintik merah dikulit”, terang Ad kepada awak media sambil menahan kesedihan.
“Pada tanggal 4/8/2024 maka pasien kembali di diantar berobat ke klinik tersebut,dan kemudian dirujuk ke Rumah Sakit DK, pasien dirawat di ruang rawat inap dengan penanganan pernafasan dibantu oksigen, serta infus,karena selama dua hari di ruang rawat inap tidak ada perkembangan maka dimasukkanlah pasien ke ruang ICU. Setelah dua hari dirawat diruang ICU, pasien pada tanggal 8/8/2024 dinyatakan meninggal dunia”, imbuhnya.
Kami menduga bahwa almarhumah meninggal diakibatkan oleh ketidak cocokan atau keracunan obat, sehingga kami sekeluarga dalam hal ini belum bisa menerima kejadian ini, dan berharap ada bantuan dari pihak pihak yang berkompeten dibidangnya untuk membuka atau mengurai permasalahan ini, sehingga tidak menjadi trauma mendalam bagi keluarga, karena obatnya masih kami simpan, dan setiap anak kami yang kedua yang SMA melihat obat tersebut selalu histeris karena memiliki anggapan bahwa penyebab kematian ibunya diduga disebabkan oleh obat tersebut”, tutur Ad lebih lanjut.
Saat dikonfirmasi awak media di ruang kerjanya dr IL menyampaikan, “Tentang apa yang disangkakan oleh keluarga almarhum kami tidak bisa menjelaskan kepada awak media,karena sesuai peraturan perundang undangan dan kode etik kedokteran bahwa hasil diagnosa pasien tidak bisa di buka atau disampaikan kecuali kepada pasien atau keluarga pasien,maka dari itu bila ada yang mau ditanyakan kami persilahkan keluarga almarhum untuk datang kesini bertemu dengan saya langsung”.
“Kami sangat terbuka,bila memang ada dugaan seperti yang disampaikan tadi maka kami perlu tahu dasarnya dari mana, karena kami dalam menangani pasien tidak gegabah, tetapi sesuai dengan keilmuan dan kompetensi serta keahlian yang kami miliki, karena sudah lima tahun kami membuka praktek dengan ijin yang lengkap bisa di cek di Dinas Kesehatan sampai saat ini belum ada permasalahan yang timbul”, tukas dokter IL yang juga bertugas di RSUD Ciamis.
“Maka sekali lagi kami tunggu keluarga pasien untuk menemui secara langsung agar apa yang menjadi permasalahan dan dugaan tersebut dapat kami berikan penjelasan”, pungkasnya.
(Tim Biro mpp ciamis)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silahkan tulis komen anda!
Masukkan nama anda disini