Langkat, MP-POLRI – Pemberian tahanan kota terhadap tersangka Eka Prawiranta Peranginangin alias Eka (35) diduga telah melakukan tindak pidana kekerasan terhadap orang atau penganiayaan yang mengakibatkan matinya orang
atas nama korban Simson Sembiring alias Bagong (41) oleh pihak Kejaksaan Negeri (Kejari) Langkat menuai polemik.
Pasalnya pemberian tahanan kota kepada tersangka yang sudah sempat masuk dalam daftar pencarian orang (DPO) oleh Polres Langkat selama kurun waktu 1 tahun 6 bulan diduga begitu saja dibebaskan oleh pihak Kejaksaan Negeri Langkat dengan alasan yang tidak jelas.
Tersangka Eka Prawiranta peranginangin alias Eka dijerat oleh penyidik Satreskrim Polres Langkat dengan pasal 170 ayat (2) ke 2e,3e KUHPidana Subs pasal 351 ayat (2),(3) KUHPidana Jo pasal 55 ayat (1) KUHPidana. Tersangka diduga telah melakukan tindak pidana secara bersama-sama melakukan kekerasan terhadap orang atau penganiayaan yang mengakibatkan matinya orang.
Sementara itu, kepala Kesatuan Pengamanan Rutan Tanjung Pura Efri Yanto,SH,MH menjelaskan tersangka Eka Prawinata Perangin angin alias Eka dijemput pihak Polres Langkat sekitar pukul 14.26 WIB pada hari Selasa tanggal 8 2024 tersangka dibon oleh Polres Langkat sebagai tahanan titipan tidak kembali lagi ke rutan Tanjung pura setelah mendapat informasi dari salah satu staf, selanjutnya dilimpahkan ke Kejaksaan Negeri Langkat disertai dengan surat pengeluaran tersangka dari rumah tahanan (Rutan) Tanjung Pura.
“Tersangka sebagai tahanan titipan Polres Langkat kurang lebih selama 2 minggu atas nama Eka Prawiranta Peranginangin alias Eka,” jelas Efri Yanto dikonfirmasi awak media ini,Rabu (10/10/2024).
Terkait pemberian tahanan kota terhadap tersangka Eka Prawiranta Peranginangin alias Eka, kuasa hukum keluarga korban, Said Assegaf SH,CPM menyesalkan tindakan yang dilakukan Kajari Langkat dengan memberikan status tahanan kota terhadap seorang tersangka yang diduga telah melakukan kekerasan terhadap orang lain atau menganiaya dengan mengakibatkan matinya orang.
“Kebijakan Kajari Langkat sangat tidak masuk akal bagi saya, memberikan penangguhan penahanan atau pun pengalihan tahanan kota kepada seseorang pelaku tindak pidana pembunuhan. lebih mirisnya lagi tersangka baru saja ditangkap oleh pihak kepolisian Polres Langkat dari pelariannya selama 1 tahun lebih dan sempat masuk dalam Daftar Pencarian Orang (DPO) Polres Langkat. Bahwa kita juga sama-sama mengetahui tindak pidana pembunuhan dikategorikan tindak pidana berat yang tidak ada hal apapun yang dapat menjamin tersangka tidak akan melarikan diri untuk kesekian kalinya,”urai Said Assegaf.
Kebijakan Kajari Langkat ini sangat mencoreng nama baik Kejaksaan Republik Indonesia yang mana Kejaksaan akan serius menerapkan Wajib Bebas Korupsi (WBK),justru dengan tindakan yang dilakukan Kajari Langkat membuat ragu masyarakat,sambungnya.
Di akhir penyampaiannya, Said Assegaf menegaskan agar penangguhan penahanan atau pengalihan tahanan kota terhadap tersangka Eka Prawiranta untuk segera dibatalkan.
Sampai berita ini dirilis belum satu pun pejabat di Kejaksaan Negeri Langkat berhasil dikonfirmasi wartawan.(SA/tim)