LAMANDAU, MP-POLRI – Kini tahapan kampanye sedang berlangsung dimana-dimana meski masih dalam kategori rapat terbatas. Persiapan menuju setiap tahapan melalui sebuah proses yang panjang. semua komponen bangsa turut terlibat di dalamnya, baik kelompok penyelenggara pemilu, para calon maupun pemerintah.
Memasuki tahapan kampanye kali ini merupakan momen yang tepat untuk mengajak seluruh pemangku kepentingan dalam pemilu untuk memperkuat narasai pemilu damai di tengah masyarakat. Kontestasi perebutan kekuasaan diharapkan tidak sampai menimbulkan perpecahan dan merusak tata kehidupan masing-masing daerah
Kita semua menginginkan pelaksanaan Pemilu 2024
berlangsung secara damai dan lebih harmonis Permainan politik dan intrik politik sesama peserta pemilu lumrah terjadi, namun jangan sampai menimbulkan perpecahan dan merusak tata kehidupan dalam ruang lingkup kabupaten Lamandau.
Perlu disadari bahwa pemilu bukan sebuah perang politik melainkan konsolidasi politik.Kemudian, peserta pemilu yang kompetitif, bukan saling membenarkan perilaku melanggar, tetapi saling mengawasi. Sebab, pengawasan paling efektif adalah kontrol sesama peserta pemilu, pemilih yang berdaya dan terinformasi dengan baik..
Pemilih harus mendapatkan informasi yang kredibel sehingga tidak mudah diprovokasi oleh hoaks dan fitnah di media sosial. “Yang bisa meluruskan itu adalah teladan para politisinya. Ketika politisi duduk bersama, mereka memberikan teladan soal bagaimana mengakses informasi yang benar, jauh dari disinformasi dan hoaks.
KETUA Organisasi Forum Pemuda Dayak (FORDAYAK)Kabupaten Lamandau YANTO, A.Md, siap mendukung terwujudnya proses pemilu yang damai dan lancar. Sebab, masyarakat Lamandau sudah berpengalaman melaksanakan pemilu sehingga masyarakat sudah terdidik melaksanakan pemilu damai.
Namun, Beliau mengingatkan agar politisi tetap memberikan pendidikan moral politik yang baik kepada pemilih dan tidak hanya berpikir soal Kontestasi. Kontestasi pasti terjadi, tetapi tujuan utama pemilu harus mewujudkan kehidupan berbangsa yang adil, makmur, dan sejahtera. Oleh karena itu, perebutan kekuasaan ini bukan memecah belah di antara Suku Ras dan Agama. (Sahwandi)