Media Purna Polri, Kendal – Sunarno geram, tanaman padi yang ia dan para petani lainnya tanam di sawah seluas 21 hektar pada Kelurahan Patukangan Kendal itu terserang hama sundep (ulat).
Akibatnya tanaman padi yang mereka tanam banyak yang puso dan terancam gagal panen. Padahal 15 hari lagi padi yang mereka tanam akan melakukan panen raya.
Sunarno mengatakan serangan hama tersebut bisa menyebabkan turunnya hasil panen yang akan dilakukan pada bulan februari “Tingkat kerusakan akibat dari hama tikus dan serangga penggerek batang itu berbeda-beda perhektarnya,dari 30% hingga 60%.Jadi semisal tanaman padi yang diserang ada 30% maka yang dapat dipanen sebanyak 60% hingga 75 %,” terangnya, Selasa (16/1).
Sunarno mengatakan, tanaman padi yang ia tanam di sawah seluas satu hektar itu akan terancam mengalami kerugian sekitar 4 ton akibat serangan hama itu. Sawah para petani tersebut merupakan wakaf dari Masjid Agung Kendal.
Ia menambahkan hama sudep ini bersembunyi dalam batang tanaman padi. Mereka menyerap sari-sari makanan dari batang tanaman padi sehingga tanaman padi tidak menimbulkan buah.
Segala usaha ia dan para petani lainnya telah dilakukan. Di antarnya penyemprotan hama pada tanaman padi itu. Penyemprotan itu juga dibantu oleh Babinsa dari Koramil 01/Kendal agar proses pembasmian lebih cepat dan kerugian tidak semakin meluas.
“Sudah dilakukan (penyemprotan), namun hama sundep tidak mati, karena bersembunyi dalam batang padi.,” katanya.
Babinsa Koramil 01/Kendal, Serka Agung, mengatakan pendampingan petani tersebut dilakukan agar masyarakat para petani teredukasi dalam bercocok tanam.
Ia menambahkan, pihak koramil juga siap akan membantu para petani dalam mencarikan solusi dalam antisipasi serangan hama sundep dan tikua pada masa tanam berikutnya.
Banyaknya hama wereng sudep dan tikus ini juga menyerang di beberapa daerah di wilayah lain dan di kecamatan kangkung petaninya mengeluh banyaknya tikus yang menyerang tanaman padi sebagai hama petani dan biasanya TNI mengadakan gropyoan tikus bersama petani, karena cuaca dan masih tingginya curah hujan tentu tidak efektif gropyoan tikus di lakukan, salah satu petani Pak Kemat desa laban untuk mengakali mengusir tikus dengan memakai Jengkol ditumbuk dan di campur air lalu disiramkan di tempat-tempat yang ada tikusnya, ternyata bisa mengusir tikus, hal ini bisa menguntungkan penatani,”saya datangkan produsen obat untuk mengedukasi petani cara membasmi hama. Hal lainya juga membantu petani dalam penyiapan lahan, penanaman, penyemprotan dan panen padi,” kata dia.(Pungky)