Oleh : Kompol (P) H. Moch. Abdurochim

Setiap orang mempunyai potensi menjadi pahlawan. Ketika usia masih kecil, umumnya manusia selalu mendemonstrasikan tingkah laku pahlawan yang jadi panutannya. Karena itu setiap orang berhak dan mempunyai kesempatan untuk menjadi seorang pahlawan.
Pahlawan bukanlah seorang jagoan berkelahi yang bisa mengalahkan seratus musuh ketika berkelahi, akan tetapi pahlawan bermakna orang yang bisa memberikan inspirasi, motivasi dan membuat orang-orang yang mengikutinya merasa lebih kuat dan optimis, dan juga orang yang mempunyai keberanian dan bisa membawa perubahan kearah perbaikan walaupun kesulitan dan krisis ada dimana-mana atau di berbagai bidang.
Bagaimana dengan pemimpin yang jadi pahlawan? Secara umum pemimpin didefinisikan sebagai orang yang mempunyai kemampuan untuk mempengaruhi dan menjadikan orang-orang bergerak mengikutinya dalam mencapai suatu tujuan. Seorang pemimpin akan menjadi pahlawan bila mampu membawa keluar para pengikutnya atau orang-orang yang dipimpinnya dari situasi sulit, krisis, atau ketika dihadapkan pada pilihan pengambilan keputusan, yang mana keputusan yang dipilih olehnya menentukan hidup dan mati.
Para pemimpin yang menjadi pahlawan adalah orang-orang yang memiliki antusias yang tinggi, stamina yang prima, tangguh, percaya diri, tegas dan berwibawa serta tidak pernah menunjukkan keraguan dalam mengambil inisiatif untuk bertindak, menentang badai dan mendobrak kultur lama. Mereka mampu membawa orang-orang yang dipimpinnya keluar dari kesulitan dan krisis dengan memberikan solusi kea rah perbaikan dan menemukan peluang didalam tantangan.
Para pemimpin yang menjadi pahlawan sangat dibutuhkan pada masa krisis dan ketidakpastian. Mereka diharapkan dapat mengatasi persoalan tanpa menimbulkan guncangan atau persoalan baru dengan melakukan perubahan yang terkendali.
Para pemimpin akan efektif menjadi pahlawan bila mempunyai visi tentang masa depan yang lebih baik, strategi yang tepat guna mencapai tujuan, jiwa kepahlawanan dan kemampuan memanfaatkan momentum. Mereka tahu kapan harus bertindak dan kapan harus berhenti. Didalam kehidupan sehari-hari, seringkali ada pemimpin yang dicaci maki oleh orang-orang yang dipimpinnya karena dia tidak tahu bahwa momentumnya sudah tidak tepat untuk meneruskan kepemimpinannya dan lebih baik dia berhenti pada saat itu. Orang seperti ini tidak akan pernah menjadi pahlawan bagi orang-orang yang dipimpinnya.
Para pemimpin yang menjadi pahlawan mempunyai beberapa sisi negatif. Para pengikutnya cenderung melepaskan tanggung jawab dan menyandarkan kepercayaan, kemampuan, harapan tanpa dasar kepada mereka, hal ini mengakibatkan :
1. Sikap paternalis tumbuh subur. Para pengikutnya cenderung bersikap pasif, inferior, merasa tidak mampu sehingga sedikit-sedikit meminta petunjuk dari atasan. Indonesia pernah mempunyai era seperti ini, dimana para menteri dalam menjelaskan sesuatu selalu menggunakan kalimat menurut petunjuk bapak presiden. Hal ini mengesankan bahwa para menteri tidak mampu, tidak kapabel, dan hanya menyandarkan tanggung jawab kepada pemimpin.
2. Kepahlawanan juga menyebabkan budaya kultus, mendewak-dewakan, memuja-muja, penghormatan yang berlebihan dan membuat sang pemimpin menjadi tinggi hati. Yang paling berbahaya adalah bila sang pemimpin membuat kesalahan, maka dia tidak mau disalahkan.
3. Pada saat memegang kekuasaan, pemimpin yang menjadi pahlawan berpotensi menjadi seorang autocrat, yaitu seorang pemimpin yang mempunyai kekuasaan tidak terbatas, sentralitis dan tidak tersentuh.
4. Ketergantungan pada sosok pemimpin, yang pada era setelahnya bisa menciptakan krisis kepemimpinan, karena dominasinya menghambat perkembangan regenerasi kepemimpinan. Pemimpin setelahnya akan menjadi seorang peragu dan lambat dalam mengambil keputusan, suka berada di zona aman, dan tidak peka terhadap kesulitan dan krisis yang dihadapi rakyatnya.
5. Para pemimpin yang menjadi pahlawan ketika mempertahankan kekuasaan dan dominansinya, cenderung membuat orang-orang yang dipimpinnya tetap lemah dan senantiasa bergantung kepadanya.
Pemimpin sebaiknya menjadi pahlawan, dan orang-orang yang dipimpinnya berani menjadi pahlawan pengimbang dengan menyampaikan kritikan ketika pemimpin salah, tidak mengkultuskan dan tidak menjadi orang-orang yang lemah. Bila Indonesia bisa menciptakan pemimpin-pemimpin yang menjadi pahlawan dan menciptakan rakyat yang kuat dan cerdas, maka tentunya Indonesia akan menjadi negara yang kuat dan disegani.
Sebentar lagi kita akan menyongsong pemilihan presiden, ketika masa persaingan pemilu tentu kita boleh mendukung calon tertentu yang bisa diharapkan menjadi pahlawan di era peralihan ini. Namun ketika pemimpin telah terpilih, baik pihak yang menang maupun yang kalah hendaknya mendukung pemimpin terpilih agar menjadi pahlawan bersama dan memberikan kontrol dengan cara mengkritik objektif, yang tidak didasari perasaan benci. Semoga Indonesia terus-menerus menjadi negara yang makmur tentram loh jinawi dan sejahtera berasaskan pada keadilan. Salam Pahlawan.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silahkan tulis komen anda!
Masukkan nama anda disini